Sosial Media
0
News
    Loading..
    Home Motivasi

    Buku “Tembok Berusia 80 Tahun” Karya Psikiater Hideki Wada: Rahasia Menjadi Lansia yang Bahagia dan Sehat

    "Menjadi tua bukan kutukan. Itu adalah anugerah jika dijalani dengan penuh kesadaran. Dr. Wada mengajak para lansia untuk tetap menikmati hidup..."

    5 min read

    Penulis: M. Ridwan Habibie | Foto: GSI |
    Editor: Ipnu S.


    SH Terate Tangsel - Apa rahasia hidup bahagia dan sehat di usia senja? Pertanyaan ini mungkin terlintas di benak banyak orang, terutama bagi mereka yang mulai memasuki usia 60 tahun ke atas—atau memiliki orang tua yang menua. Di tengah gempuran informasi medis dan tips gaya hidup modern, hadir satu buku sederhana namun luar biasa: “Tembok Berusia 80 Tahun” karya Dr. Hideki Wada, seorang psikiater berusia 61 tahun asal Jepang, yang dikenal luas sebagai pakar kesehatan mental lansia.

    Buku ini tidak hanya menjadi fenomena literatur, tapi juga memicu percakapan nasional tentang bagaimana menjadi lansia yang tetap sehat secara fisik, kuat secara mental dan bahagia secara batin. Dalam waktu singkat, lebih dari 500.000 eksemplar telah terjual dan diprediksi akan menembus angka 1 juta kopi. Apa sebenarnya isi dan kekuatan buku ini? Mari kita bedah bersama dan ambil pelajaran berharganya.

    Siapa Dr. Hideki Wada?

    Dr. Hideki Wada adalah seorang psikiater ternama asal Jepang yang dikenal fokus pada kesehatan mental lansia. Ia telah mendedikasikan puluhan tahun hidupnya untuk memahami bagaimana para lansia bisa hidup tenang, sehat dan tetap ceria meski usia terus bertambah. Buku ini adalah hasil dari wawasan, pengalaman klinis dan filosofi hidup yang dirangkum dengan pendekatan humanis dan sederhana.

    Kenapa Judulnya “Tembok Berusia 80 Tahun”?

    Menurut Dr. Wada, usia 80 tahun adalah sebuah "tembok simbolis". Banyak orang mulai merasa kehilangan daya, kehilangan peran, atau merasa sendirian. Tapi sebenarnya, jika tahu caranya, usia 80 bisa menjadi fase paling damai dan membahagiakan dalam hidup.

    Filosofi “Hidup Santai” yang Menyembuhkan

    Benang merah dari pesan-pesan Dr. Wada adalah hidup tidak perlu terlalu dipaksakan. Tidak semua penyakit harus disembuhkan, tidak semua masalah harus dikejar solusinya. Terkadang, menerima dan menjalani hari dengan santai justru lebih menyembuhkan.

    Berjalan Pelan, Tapi Terus Bergerak

    Nasihat pertamanya sangat sederhana: "Tetaplah berjalan setiap hari, walau pelan-pelan." Ini adalah ajakan untuk terus bergerak, meski tidak cepat. Aktivitas fisik ringan seperti berjalan santai, melakukan peregangan, atau hanya naik turun tangga dapat menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.

    Seni Menjadi Tua Tanpa Takut

    Menjadi tua bukan kutukan. Itu adalah anugerah jika dijalani dengan penuh kesadaran. Dr. Wada mengajak para lansia untuk tetap menikmati hidup, bersikap jujur pada diri sendiri dan tidak perlu merasa bersalah karena merasa lelah, malas, atau ingin bersantai seharian. “Kamu yang menentukan bagaimana kamu ingin menjalani hidupmu.”

    44 Nasihat Emas dari Sang Psikiater

    Berikut ini adalah pesan-pesan bijak yang penuh makna dan sangat bermanfaat untuk para orang tua dan lansia tercinta. Silakan dibaca, direnungkan dan dibagikan kepada mereka yang Anda cintai:

    1. Tetaplah berjalan setiap hari, walau pelan-pelan.
    2. Saat kesal, tarik napas panjang dan tenangkan diri.
    3. Lakukan gerakan ringan agar tubuh tidak kaku.
    4. Kalau pakai AC di musim panas, perbanyak minum air.
    5. Jangan malu pakai popok jika perlu—justru itu bantu kita lebih bebas bergerak.
    6. Banyak mengunyah bikin otak dan tubuh lebih aktif.
    7. Lupa bukan karena usia, tapi karena otak jarang dipakai.
    8. Tidak semua masalah harus diatasi dengan banyak obat.
    9. Jangan terlalu memaksa menurunkan tekanan darah dan gula darah.
    10. Sendiri bukan berarti kesepian, bisa jadi itu waktu bersantai.
    11. Malas-malasan itu wajar, apalagi kalau memang lelah.
    12. Kalau sudah tidak bisa nyetir aman, lebih baik berhenti daripada celaka.
    13. Lakukan hal yang kamu sukai, hindari yang bikin stres.
    14. Umur boleh tua, tapi keinginan alami tetap bisa dirasakan.
    15. Jangan cuma diam di rumah—cari udara segar dan lihat dunia luar.
    16. Makanlah yang kamu suka, asal tidak berlebihan. Sedikit gemuk tidak apa-apa.
    17. Lakukan segala hal dengan perlahan dan hati-hati.
    18. Jauhi orang yang membuatmu merasa tidak nyaman.
    19. Kurangi waktu di depan TV dan HP.
    20. Kadang lebih baik berdamai dengan penyakit daripada memaksakan sembuh.
    21. "Selalu ada jalan"—kalimat ini bisa jadi kekuatan saat kita merasa buntu.
    22. Makan buah dan sayur segar itu penting.
    23. Mandi tidak perlu lama-lama, cukup 10 menit.
    24. Kalau tidak bisa tidur, jangan dipaksakan.
    25. Hal-hal yang bikin hati bahagia bisa menjaga otak tetap aktif.
    26. Jangan terlalu memendam, katakan saja apa yang ingin dikatakan.
    27. Cari dokter keluarga yang kamu percaya sejak dini.
    28. Tidak perlu selalu mengalah. Kadang jadi “orang tua nakal” itu sehat.
    29. Tidak apa-apa kalau kadang pendapat kita berubah.
    30. Demensia di akhir hidup bisa jadi cara Tuhan membuat kita tenang.
    31. Kalau berhenti belajar, kita cepat menua.
    32. Tidak perlu kejar kehormatan—yang ada saat ini sudah cukup.
    33. Kepolosan itu keistimewaan orang tua.
    34. Hidup kadang merepotkan, tapi justru itu yang membuatnya menarik.
    35. Berjemur di bawah matahari bisa bikin hati senang.
    36. Berbuat baik pada orang lain itu membawa kebaikan juga buat kita.
    37. Jalani hari ini dengan santai.
    38. Punya keinginan itu pertanda kita masih hidup dan punya semangat.
    39. Selalu berpikir positif.
    40. Tarik napas dengan lega, hidup tak perlu diburu-buru.
    41. Kamu yang menentukan bagaimana kamu ingin menjalani hidupmu.
    42. Terima segala hal yang terjadi dengan hati tenang.
    43. Orang yang ceria biasanya disukai banyak orang.
    44. Senyuman bisa membawa banyak berkat.

    Pesan-pesan ini bisa jadi pengingat harian untuk para lansia agar tetap semangat dan tidak merasa sendiri.

    Mengapa Buku Ini Jadi Bestseller di Jepang?

    Jepang adalah salah satu negara dengan jumlah lansia terbesar di dunia. Buku ini menjadi jawaban atas keresahan banyak keluarga. Gaya penulisannya yang ringan, tulus dan bersahabat membuatnya cocok dibaca oleh siapa pun—baik lansia maupun anak muda.

    Pelajaran untuk Anak Muda: Merawat dan Memahami Lansia

    Buku ini juga penting bagi generasi muda. Kita diajak untuk memahami orang tua kita lebih dalam—bahwa mereka tidak hanya butuh obat, tapi juga butuh perhatian, dialog dan senyuman tulus.

    Nasihat Unik Tapi Menginspirasi

    Beberapa pesan mungkin terdengar tak biasa, namun menyentuh:

    • “Demensia mungkin cara Tuhan menenangkan kita.”
    • “Malas itu wajar.”
    • “Berbuat baik pada orang lain itu membawa kebaikan juga buat kita.”

    Semua pesan ini mengajak kita untuk berdamai dengan proses menjadi tua.

    Bagaimana Menerapkannya?

    Pilih 3–5 pesan yang paling cocok dengan kondisi saat ini, lalu coba terapkan perlahan:

    • Jalan kaki pagi selama 15 menit.
    • Mengurangi waktu menonton TV.
    • Menulis jurnal harian berisi rasa syukur.
    • Lebih sering tersenyum pada orang lain.

    Kebiasaan kecil ini bisa menjadi langkah awal hidup yang lebih ringan dan bahagia.

    Kesimpulan: Usia Boleh Tua, Tapi Semangat Harus Tetap Muda

    Buku “Tembok Berusia 80 Tahun” adalah pengingat bahwa usia tua bisa menjadi fase hidup yang penuh berkah jika dijalani dengan damai dan hati yang ringan. Dr. Hideki Wada mengajarkan bahwa kita bisa tetap bahagia, bahkan di usia 80 tahun, dengan cara menerima, bersyukur dan hidup apa adanya.

    Bagikan artikel ini sekarang juga kepada mereka yang Anda cintai. Karena semua lansia berhak bahagia. 🌿

    Komentar
    Additional JS