Sosial Media
0
News
    Loading..
    Home Ajaran Tradisi

    Cabang Kota Tangsel Gelar Cek Sirih 2025: Menyatukan Rasa dalam Persaudaraan

    "Cek Sirih di Cabang Kota Tangsel bukan hanya seremoni tahunan, tapi tonggak spiritual untuk membentuk insan yang tangguh..."

    3 min read

    Penulis: M. Ridwan Habibie | Foto: M. Abdul Wakhid, Yugi Sarosa, Diaz Permana, M. Eddy Susanto, Bimas, Adam, Yudha | Editor: Ipnu S.


    SH Terate Tangsel - Sebanyak 78 calon warga Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate) Cabang Kota Tangerang Selatan menjalani prosesi Cek Sirih yang berlangsung khidmat di Yayasan Al Mabrur, tempat latihan Cabang SH Terate Tangsel, Jumat (04/07/2025).

    Prosesi ini menjadi salah satu tahapan paling sakral menjelang pengesahan warga baru, sebagai simbol kesiapan lahir dan batin untuk menyatu dalam nilai-nilai luhur Setia Hati.

    Sirih Temu Rose: Filosofi Rasa dan Jati Diri

    Cek Sirih menggunakan daun sirih khusus, yang dalam tradisi Jawa dikenal sebagai sirih temu rose—yakni daun sirih yang memiliki ruas simetris dan bertemu pada satu titik antara ruas kanan dan kiri. Jenis daun ini tidak boleh memiliki selisih meski sedikit, karena mengandung makna filosofis mendalam.

    Temu rose berarti “ketemu rasa-nya” — ketemu porosnya, ketemu intinya. Hal ini mencerminkan harapan bahwa setiap calon warga SH Terate mampu menemukan jati dirinya, merasakan makna kehidupan dan hidup sesuai kodrat serta iramanya masing-masing.

    “Cek Sirih bukan sekadar ritual, tapi momentum untuk menemukan keseimbangan antara rasa, pikiran dan tindakan. Di sinilah calon warga diajak untuk bertemu dengan dirinya sendiri.”

    — Kangmas Fahrudin Yusuf, Ketua Cabang Kota Tangsel

    Simbol Persaudaraan dan Jalan Hidup

    Sirih temu rose juga melambangkan rasa kebersamaan, persaudaraan dan kesatuan. Dalam pengesahan warga baru, sirih digunakan sebagai pengingat agar setiap warga mampu hidup dalam rel yang benar, tidak menyimpang dari nilai-nilai kejujuran dan kesetiaan terhadap ajaran.

    “Dengan ketemu porosnya, seorang warga SH Terate tidak akan mudah goyah. Ia akan berjalan sesuai rel kehidupannya.”

    — Kangmas Robit Nasucha, Ketua Dewan Cabang SH Terate Tangsel

    Prosesi Cek Sirih dibuka dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan penyampaian wejangan oleh para pengurus. Para calon warga mengenakan pakaian hitam dan duduk dalam sikap tenang, mengikuti tahapan demi tahapan dengan penuh penghayatan.

    Mempersiapkan Diri Menjadi Warga Sejati

    Selain menjadi bagian dari pengesahan, sirih temu rose juga digunakan untuk mempererat silaturahmi antar warga dan sebagai simbol kesatuan keluarga besar SH Terate. Prosesi ini mengandung pesan agar setiap warga menjaga rasa, baik dalam berorganisasi, bersosialisasi, maupun menjalani kehidupan spiritual.

    Bagi para calon warga, Cek Sirih menjadi titik balik untuk merenungi perjalanan mereka selama latihan dan bersiap mengemban amanah sebagai saudara sejiwa.

    “Rasa itu penting. Rasa tahu diri, rasa hormat, rasa syukur. Semua itu yang kami temukan malam ini.”

    — Yulianto, calon warga dari Ranting Pamulang

    Menemukan Poros Kehidupan di Jalan Persaudaraan

    Cek Sirih Cabang SH Terate Tangsel bukan hanya seremoni tahunan, tapi tonggak spiritual untuk membentuk insan warga yang tangguh, bijak dan berjiwa persaudaraan. Dengan sirih temu rose sebagai simbolnya, para calon warga diajak bertemu dengan rasa terdalam - rasa akan jati diri dan rasa akan nilai-nilai luhur yang akan mereka emban seumur hidup.

    “Ketika kamu sudah bertemu porosnya, kamu tak lagi melangkah dalam gelap. Itulah makna menjadi warga SH Terate.”

    — Kangmas Fahrudin Yusuf


    Tim Humas Cabang Kota Tangsel

    Tags: #SHterate #PusatMadiun #HumasSHterate #SHTerateCabangTangsel #Medium

    Komentar
    Additional JS