Sosial Media
0
News
    Loading..
    Home Berita

    Harapan Plt. Gubernur Jatim Emil Dardak Pada Pembekalan Kebangsaan Calon Warga 2025: SH Terate Benteng Karakter Bangsa, Bukan Sekedar Silat

    "Menutup pidatonya, Emil mengajak seluruh calon warga SH Terate untuk menjadi pendekar kehidupan pribadi yang siap membela negara..."

    4 min read

    Penulis: M. Ridwan Habibie | Foto: Diaz Permana |
    Editor: Ipnu S.


    SH Terate Tangsel - Madiun Plt. Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, B.Bus, M.Sc, menyampaikan pidato sarat makna kebangsaan di hadapan ribuan calon warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate) dalam acara Pembekalan Wawasan Kebangsaan yang digelar di Madiun, Minggu (8/6/2025).

    Acara dihadiri oleh Ketua Dewan Pusat Kangmas Isobijantoro, SH, Ketua Umum Kangmas Drs Murjoko, Pengurus Pusat, Jajaran Forkopimda Madiun dan Pemprov Jawa Timur. Dalam pidatonya, Emil menekankan pentingnya membangun ketangguhan generasi muda di tengah tantangan global, serta memuji SH Terate sebagai garda terdepan pembinaan karakter anak bangsa.

    "Selama matahari terbit dari timur, selama bumi dihuni manusia, selama itu pula Persaudaraan Setia Hati Terate akan jaya abadi."

    Pidato ditutup dengan semangat membara, sebelum Emil secara resmi membuka acara tersebut.

    SH Terate, Lebih dari Sekadar Silat

    Dalam pidato berdurasi sekitar 30 menit, Emil menyampaikan apresiasi mendalam terhadap peran SH Terate sebagai organisasi yang tidak hanya mengajarkan bela diri, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur kebangsaan.

    “Kemampuan bela diri harus diimbangi dengan jiwa patriotisme. SH Terate telah menjadi benteng moral yang menanamkan wawasan kebangsaan kepada para anggotanya, terutama calon-calon warga barunya.”

    SH Terate, yang berdiri sejak 1922 dan kini telah berusia lebih dari satu abad, disebut Emil sebagai "rumah pembinaan karakter" dengan lima nilai utama: persaudaraan, olahraga, bela diri, seni budaya dan kerohanian. Nilai-nilai ini menjadi bekal penting menghadapi era disrupsi dan krisis moral generasi muda.

    Indonesia Besar karena Persatuan

    Mengawali narasinya, Emil mengajak peserta melihat kebesaran Indonesia dari lensa sejarah dan geografi. Ia menyampaikan bahwa Jawa Timur, dengan luas sekitar 48.000 km², bahkan lebih besar dari Belanda. Namun, wilayah ini hanyalah sebagian kecil dari Nusantara.

    “Indonesia berdiri bukan karena kesamaan suku atau agama, melainkan karena kesamaan nasib dalam melawan penjajahan.”

    Emil juga menyebut Proklamasi 1945 sebagai sebuah “leap of faith” — lompatan keyakinan — yang lahir dari tekad kolektif, bukan dari kekuatan teknologi.

    Generasi Stroberi dan Ancaman Zaman

    Di tengah tantangan zaman, Emil mengkritisi fenomena "generasi stroberi" — generasi yang tampak cantik di luar, tetapi rapuh di dalam, mudah menyerah, dan tak tahan tekanan. Ia mendorong anggota SH Terate untuk menjadi kebal terhadap sifat-sifat semacam itu.

    “Generasi muda hari ini harus tangguh — secara fisik, mental dan ideologis. Jangan jadi generasi stroberi. Jadilah generasi baja.”

    Tantangan zaman yang disinggung Emil tak main-main: dari konflik global seperti perang Rusia-Ukraina dan krisis Palestina, hingga ancaman domestik seperti narkoba, hoaks, judi online dan kecanduan gawai. Ia menyebutkan temuan narkoba 50 kilogram di Pamekasan sebagai sinyal bahaya bagi generasi bangsa.

    Pancasila sebagai Kompas Kebangsaan

    Untuk menghadapi ekstremisme dan polarisasi sosial, Emil menekankan bahwa Pancasila adalah jalan tengah yang kokoh. Menurutnya, Pancasila menjembatani keberagaman dan menjadi benteng dari ideologi kiri maupun kanan yang ekstrem.

    “Pancasila adalah fondasi kita. Ia menjembatani keberagaman dan menjadi pedoman untuk keadilan sosial.”

    Media Sosial dan Literasi Digital

    Emil juga mengangkat isu media sosial sebagai medan baru dalam pertempuran ideologi. Ia mengajak generasi muda untuk menjadi pengguna cerdas media digital.

    “Cerdas bermedia sosial itu bagian dari bela negara hari ini. Verifikasi dulu sebelum membagikan. Jangan biarkan jempol merusak persatuan.”

    SH Terate, Pilar Budaya dan Bangsa

    Emil menggarisbawahi bahwa pencak silat — termasuk yang diajarkan SH Terate — telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2019. Ini membuktikan bahwa nilai-nilai lokal Indonesia bisa mendunia jika dijaga dengan baik.

    “Pencak silat bukan hanya warisan budaya, tapi juga warisan nilai. Ia membentuk karakter, melatih kedisiplinan dan menanamkan keberanian.”

    Ia menyebut SH Terate sebagai bagian penting dari pembangunan karakter bangsa, yang telah mencetak jutaan pendekar berjiwa nasionalis di seluruh Indonesia dan mancanegara.

    Menggugah Semangat Kebangsaan

    Menutup pidatonya, Emil mengajak seluruh calon warga SH Terate untuk menjadi pendekar kehidupan — pribadi yang siap membela negara melalui peran sosial, ekonomi, budaya dan moral.

    “Bela negara tidak harus mengangkat senjata. Bela negara adalah juga tentang menjaga integritas, membangun usaha, membantu sesama dan mencintai negeri ini dalam tindakan nyata.”


    Tentang SH Terate

    Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate) didirikan oleh Ki Hajar Harjo Utomo pada tahun 1922. Berbasis di Madiun, SH Terate telah berkembang menjadi perguruan pencak silat terbesar di Indonesia. Dengan prinsip “Mendidik manusia berbudi pekerti luhur, tahu benar dan salah”, organisasi ini membina jutaan pendekar di dalam dan luar negeri.

    Panggilan Moral

    Pidato Emil Dardak bukan hanya sebuah sambutan formal, tetapi juga panggilan moral bagi generasi muda Indonesia untuk menjaga persatuan, merawat nilai-nilai luhur dan membangun bangsa dengan karakter kuat. Di tengah berbagai ancaman disintegrasi, peran organisasi seperti SH Terate kian vital sebagai penjaga nilai dan budaya bangsa.

    Dengan pembekalan semacam ini, harapannya generasi muda tak hanya tumbuh sebagai pendekar di gelanggang, tetapi juga sebagai patriot sejati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


    Tim Humas Cabang Kota Tangsel

    Tag: #SHterate #PusatMadiun #HumasSHterate #SHTerateCabangTangsel #Medium

    2 komentar
    Kenapa SH Terate
    Kadang Aku Bingung kenapa Pimpinan SH Terate ko dikawal masa pendekar dikawal...lalu belajar beladiri untuk apa?
    Additional JS