Sosial Media
0
News
    Home Berita

    Haji Misnan Dorong Pelestarian Pencak Silat Lewat TAPCHA 2025 di Tangerang Selatan

    "TAPCHA 2025 diharapkan menjadi panggung penguatan mental tanding atlet, ruang pertukaran pengalaman antarpelatih, serta momentum menarik perhatian..."

    2 min read

    Penulis: M. Ridwan Habibie | Foto: Edwin E. Saputra | Editor: Ipnu S.


    SH Terate Tangsel - Kota Tangerang Selatan bakal menjadi tuan rumah penyelenggaraan Tangerang Selatan Pencak Silat Championship (TAPCHA) 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 12–14 Desember 2025 di GOR Insan Cendikia Madani, Serpong.

    Ajang ini menjadi rangkaian penting menuju Pekan Olahraga Nasional (Popnas) 2025, sekaligus momentum pembinaan atlet pencak silat dari berbagai daerah.

    Wakil Ketua III Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Banten, Haji Misnan, S.H, memperkenalkan ajang ini seraya mengajak keterlibatan luas masyarakat.

    Dalam pembukaan, ia menyampaikan pantun yang menggugah semangat kebersamaan, menjadi penanda bahwa pencak silat tak hanya soal teknik olah diri, melainkan juga nilai budaya yang mengakar.

    "Pencak silat adalah warisan budaya bangsa yang harus kita jaga bersama, terlebih di tengah dinamika perkembangan zaman. Generasi muda perlu mengenalnya bukan hanya sebagai olahraga, tetapi juga sebagai identitas," ungkap Haji Misnan

    TAPCHA 2025 terbuka untuk peserta dari berbagai kelompok usia: prausia, dini, pra-remaja, remaja, hingga dewasa. Pertandingan akan mempertandingkan nomor tanding serta kategori seni, tunggal, ganda dan berkelompok. Para atlet akan memperebutkan Piala Bergilir TAPCHA sebagai simbol supremasi prestasi antardaerah.

    Ketua IPSI Kota Tangerang Selatan menegaskan bahwa ajang ini merupakan bagian dari skema pembinaan jangka panjang.

    "Kami berkomitmen mendorong tumbuhnya atlet-atlet berkualitas, baik untuk kompetisi nasional maupun internasional. Struktur pembinaan harus terjaga dan kompetisi seperti TAPCHA merupakan ruang uji sekaligus evaluasi," ujarnya.

    Sementara Kepala Bidang Humas IPSI Kota Tangerang Selatan, Edwin E. Saputra, menyampaikan bahwa penyelenggaraan TAPCHA bukan hanya agenda rutin olahraga, tetapi bagian dari upaya membangun ekosistem pencak silat yang sehat dan inklusif.

    "Tangerang Selatan ingin menjadi ruang bertumbuh bagi atlet, pelatih dan perguruan. Kami tidak hanya bicara soal kemenangan, tetapi juga bagaimana menciptakan suasana kompetisi yang mendidik dan mempersatukan," kata Edwin.

    "Pencak silat memiliki makna yang jauh lebih luas: ada etika, adab, persaudaraan. Nilai-nilai inilah yang kami dorong tetap hidup di setiap gelanggang pertandingan," tambahnya.

    Pemilihan GOR Insan Cendikia Madani mencerminkan kesiapan infrastruktur dan dukungan pemerintah daerah. Lokasinya yang strategis, dekat dengan pusat kebudayaan dan pendidikan, menjadikan ajang ini terbuka bagi penonton dari berbagai wilayah.

    Pada tahun 2019, pencak silat ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda. Dalam konteks itu, TAPCHA bukan sekadar kompetisi olahraga, melainkan upaya menjaga kesinambungan tradisi di tengah arus modernisasi.

    TAPCHA 2025 diharapkan menjadi panggung penguatan mental tanding atlet, ruang pertukaran pengalaman antarpelatih, serta momentum menarik perhatian sponsor dan media. Agenda yang terstruktur dan rutin dipercaya menjadi fondasi penting pembinaan jangka panjang.

    Masyarakat pun diimbau turut hadir sebagai penonton dan pendukung untuk menyemarakkan ajang ini, sekaligus mengambil bagian dalam pelestarian seni bela diri khas Nusantara.



    Tim Humas Cabang Kota Tangsel

    Tags: #SHterate #PusatMadiun #HumasSHterate #SHTerateCabangTangsel #Medium

    Komentar
    Additional JS